BAB I
PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan pilar utama untuk meniti masa depan.
Pendidikan sebagai upaya untuk membangun sumberdaya manusia memerlukan wawasan
yang sangat luas, karena pendidikan menyangkut aspek kehidupan manusia, baik
dalam pemikiran maupun dalam pengalamannya. Pengkajian pendidikan tidak cukup
hanya dengan hasil suatu penelitian secara ilmiah, namun dibutuhkan pengkajian
yang lainnya. Tidak dapat dipungkiri bahwa pengkajian ilmiah merupakan suatu
keharusan karena akan mengungkapkan fakta-fakta yang berkaitan dengan
pengalaman manusia yang berkaitan dengan pendidikan.
Pendidikan adalah hidup. Pendidikan adalah segala pengalaman
belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup. Pendidikan adalah segala situasi hidup yang
mempengaruhi pertumbuhan individu. pendidikan adalah usaha
sadar yang dilakukan pemerintah, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan
atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan di luar sekolah sepanjang hayat.,
untuk mempersiapkan peserta didik agar dapat memainkan peranan dalam berbagai
lingkungan hidup secara tepat di masa yang akan datang. Pendidikan adalah
pengalaman-pengalaman belajar terprogram dalam bentuk pendidikan formal, non
formal, dan informal di sekolah yang berlangsung seumur hidup yang bertujuan
optimalisasi.
Pelaksanaan pendidikan di indonesia pada dasarnya telah
dikembangkan sedemikian rupa dengan menganut dan mengembangkan azaz demokrasi
dalam pendidikan. Pelaksanaannya telah diatur dalam perundang-undangan yang
berlaku di indonesia yakni, pasal 31 UUD 1945; (ayat 1 dan 2 ) , UU Sisdiknas
nomor 20 tahun 2003 tentang wajib
belajar ; (ayat 1 dan 3 ) ,UU Sisdiknas nomor 20 tahun 2003 tentang pendidik dan tenaga kependidikan pasal 39
ayat 2 serta pasal 40 ayat 2/c.
Komponen-komponen utama proses pendidikan adalah belajar,
berfikir, mengingat, dan pengetahuan. Empat istilah ini tidak dapat dipisahkan
dari proses pendidikan. Membahas masalah pendidikan, tidak lepas dari satu hal
yaitu belajar. Belajar merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi dan
berperan penting dalam pembentukan pribadi dan perilaku individu.
Belajar adalah suatu proses
yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu perubahan perilaku baru
secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam
berinteraksi dengan lingkungan. Belajar adalah perubahan dalam kepribadian yang
dimanifestasikan sebagai pola-pola respons yang baru berbentuk ketrampilan
sikap, kebiasaan, pengetahuan, dan kecakapan.
Salah satu dari komponen pendidikan adalah mengajar. Disini makna
dari mengajar mencakup definisi yang
luas, maka saya membuat kesimpulan bahwa mengajar adalah memasuki dunia siswa
untuk mengubah persepsi dan perilaku
mereka. Mengutip dari pernyataan Sarah Singer dalam bukunya Bobbi DePorter “ keyakinan guru akan potensi manusia dan kemampuan semua anak
untuk belajar dan berprestasi merupakan suatu hal yang penting diperhatikan.
Aspek-aspek teladan mental guru berdampak besar terhadap iklim belajar dan
pemikiran pelajar yang diciptakan guru. Guru harus memahami bahwa perasaan dan
sikap siswa akan terlibat dan berpengaruh pada proses belajarnya” menurut Sarah Singer siswa menangkap pandangan
anda lebih cepat dan akurat daripada mereka menangkap apa yang anda ajarkan.
Jalinan rasa simpati dan saling pengertian dapat menarik
keterlibatan siswa dalam proses belajar mengajar. Jalinan ini akan membangun
jembatan menuju kehidupan siswa yang bergairah, membuka pintu kesuksesan mereka,
dan mengetahui minat-minat mereka. Jalinan rasa simpati kita kepada mereka
memudahkan kita menagtur mereka dan meningkatkan kegembiraan.
Salah satu komponen pendidikan yang keberadaannya sangat krusial
yaitu strategi pembelajaran. Ada beberapa strategi yang pernah diterapkan dalam
pembelajaran sains yakni Direct Instruction, DiscusiĆ³n, Group Work ,Co-operative
Learning , Problem Solving , Student
Research, Performance
Activities dan masih banyak lainnya.
Disini penulis mencoba untuk berbagi pengalaman memberi inovasi
pembelajaran kepada anak didik dengan menekankan Teori Multiple Intelegensi.
Berikut teori yang dikemukakan oleh Dr. Howard
Gardner :
“ Linguistic and verbal
intelligence: good with words, Logical intelligence:
good with math and logic, Spatial intelligence:
good with pictures, Body/movement intelligence: good with
activities, Musical intelligence: good with rhythm, Interpersonal intelligence: good with communication, Intrapersonal intelligence: good with analyzing things, Naturalist intelligence: good with understanding
natural world “.
Karya Tulis ini akan membahas mengenai
Inovasi Pembelajaran Sains ( IPA ) Dengan Menggunakan Teori Multiple
Intelegensi yang akan dipaparkan pada pembahasan Bab II, semoga Karya
Tulis ini dapat memberikan pemahaman yang lebih lanjut bagi kita tentang Multiple
Intelligences dalam mengembangkan inovasi pembelajaran.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN MULTIPLE
INTELEGENSI
Berawal dari sebuah pernyataan Dr. Howard Gardner
“I
want my children to understand the world, but not just because the world is
fascinating and the human mind is curious. I want them to understand it so that
they will be positioned to make it a better place. Knowledge is not the same as
morality, but we need to understand if we are to avoid past mistakes and move
in productive directions. An important part of that understanding is knowing
who we are and what we can do... Ultimately, we must synthesize our
understandings for ourselves. The performance of understanding that try matters
are the ones we carry out as human beings in an imperfect world which we can
affect for good or for ill. (Howard Gardner 1999:
180-181)
Inti dari pernyataan tersebut adalah bahwa beliau menginginkan
anak-anaknya bisa memahami dunia
sehingga dunia akan memberikan tempat terbaiknya.
Kecerdasan (intelegensi) adalah kemampuan untuk melakukan
abstraksi, serta berpikir logis dan cepat sehingga dapat bergerak dan
menyesuaikan diri terhadap situasi baru. Kemampuan kognitif, psikomotor, dan
afektif yang dimiliki seseorang disebut dengan kecerdasan. Howard Garder
mendefinisikan kecerdasan sebagai :
1.
Kemampuan memecahkan
masalah yang muncul dalam kehidupan nyata.
- Kemampuan melahirkan masalah baru untuk
dipecahkan.
- Kemampuan menyiapkan atau menawarkan suatu
layanan yang bermakna dalam kehidupan kultur tertentu.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kecerdasan
adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki seseorang. Kemampuan-kemampuan yang
dimiliki seseorang tidak akan semuanya sama dengan kemampuan-kemampuan yang
dimiliki orang lain, karena kemampuan banyak jenisnya (beranekaragam), dan
keanekaragaman dari kemampuan-kemampuan itu disebut dengan kecerdasan majemuk
(multiple intelegens).
Pada dasarnya setiap kurikulum menitik beratkan pada pencapaian
suatu kompetensi tertentu peserta didik. Pendekatan Multiple
Intelligence pun memandang bahwa seseorang/manusia memiliki beberapa
potensi kecerdasan. Salah satu dari kecerdasan setiap peserta didik itulah yang
harus dikembangkan, sehingga pada akhirnya menjadi suatu kompetensi yang sangat
dominan dikuasainya.
B.
MACAM – MACAM MULTIPLE
INTELEGENSI
Multiple Intelegensi adalah Kecerdasan majemuk, yang merupakan
keanekaragaman kemampuan yang menyangkut beberapa bidang. Kecerdasan tersebut
merupakan modalitas untuk melejitkan kemampuan setiap siswa dan menjadikan
mereka sebagai sang juara, karena pada dasarnya setiap anak cerdas.
Teori Multiple Intelligence ini dikembangkan oleh Gardner,
dengan mendeskripsikan delapan
kecerdasan manusia atau pada umumnya disebut sebagai kecerdasan majemuk
yang dimiliki oleh semua anak didik, yang mana kedelapan kecerdasan itu bisa
dikembangkan dalam inovasi pembelajaran sains.
- Linguistic Intelligence ("word
smart")
( Kecerdasan Linguistik ) kemampuan untuk berpikir dalam bentuk
kata-kata dan menggunakan bahasa untuk mengekspresikan dan menghargai makna
yang kompleks. umumnya memiliki ciri antara lain
(a) suka menulis kreatif, (b) suka mengarang kisah khayal atau menceritakan
lelucon, (c) sangat hafal nama, tempat, tanggal atau hal-hal kecil, (d) membaca
di waktu senggang, (e) mengeja kata dengan tepat dan mudah, (f) suka mengisi
teka-teki silang, (f) menikmati dengan cara mendengarkan, (g) unggul dalam mata
pelajaran bahasa (membaca, menulis dan berkomunikasi).
- Logical-Mathematical Intelligence ("number/reasoning
smart")
(Kecerdasan Logika-Matematika) merupakan kemampuan dalam
menghitung, mengukur, dan mempertimbangkan proposisi dan hipotesis, serta
menyelesaikan operasi-operasi matematis. Pada
umumnya anak-anak yang memiliki kecerdasan ini mempunyai kegemaran, yakni: (a)
menghitung problem aritmatika dengan cepat di luar kepala, (b) suka mengajukan
pertanyaan yang sifatnya analisis, misalnya mengapa hujan turun?, (c) ahli
dalam permainan catur, halma dsb, (d) mampu menjelaskan masalah secara logis,
(d) suka merancang eksperimen untuk membuktikan sesuatu, (e) menghabiskan waktu
dengan permainan logika seperti teka-teki, berprestasi dalam Matematika dan
IPA.
- Musical Intelligence ("music
smart")
( Kecerdasan Musik ) jelas terlihat pada seseorang yang memiliki
sensitivitas pada pola titinada, melodi, ritme, dan nada. Misalnya pada seorang
komposer, konduktor, musisi, kritikus, dan pembuat alat musik juga pendengar
yang sensitif. Ciri-ciri dari anak yang memiliki kecerdasan ini adalah (a) suka memainkan alat musik di rumah atau di
sekolah, (b) mudah mengingat melodi suatu lagu, (c) lebih bisa belajar dengan
iringan musik, (d) bernyanyi atau bersenandung untuk diri sendiri atau orang
lain, (e) mudah mengikuti irama musik, (f) mempunyai suara bagus untuk
bernyanyi, (g) berprestasi bagus dalam mata pelajaran musik.
- Spatial Intelligence ("picture
smart")
( Kecerdasan Spasial ) membangkitkan kapasitas untuk berpikir
dalam tiga cara dimensi seperti yang dapat dilakukan oleh pelaut, pilot,
pemahat, pelukis, dan arsitek. Kecerdasan ini memungkinkan seseorang untuk
merasakan bayangan eksternal dan internal, melukiskan kembali, merubah, atau
memodifikasi bayangan, dan menghasilkan atau menguraikan informasi grafik. Anak
didik yang mempunyai kemampuan ini cenderung akan (a)
memberikan gambaran visual yang jelas ketika menjelaskan sesuatu, (b) mudah
membaca peta atau diagram, (c) menggambar sosok orang atau benda persis
aslinya, (d) senang melihat film, slide, foto, atau karya seni lainnya, (e)
sangat menikmati kegiatan visual, seperti
teka-teki atau sejenisnya, (f) suka melamun dan berfantasi, (g) mencoret-coret
di atas kertas atau buku tugas sekolah, (h) lebih memahamai informasi lewat
gambar daripada kata-kata atau uraian, (i) menonjol dalam mata pelajaran seni.
- Bodily-Kinesthetic Intelligence ("body
smart")
( Kecerdasan Kinestik-Tubuh ) memungkinkan seseorang untuk
menggerakan objek dan keterampilan-keterampilan fisik yang halus. Misalnya
kelihatan pada diri atlet, penari, ahli bedah, dan seniman yang mempunyai
keterampilan teknik. Anak-anak kita yang mempunyai kecerdasan ini (a) banyak bergerak ketika duduk atau mendengarkan
sesuatu, (b) aktif dalam kegiatan fisik seperti berenang, bersepeda, hiking
atau skateboard, (c) perlu menyentuh sesuatu yang sedang dipelajarinya, (d)
menikmati kegiatan melompat, lari, gulat atau kegiatan fisik lainnya, (e)
memperlihatkan keterampilan dalam bidang kerajinan tangan seperti mengukir,
menjahit, memahat, (f) pandai menirukan gerakan, kebiasaan atau prilaku orang
lain, (g) bereaksi secara fisik terhadap jawaban masalah yang dihadapinya, (h)
suka membongkar berbagai benda kemudian menyusunnya lagi, (i) berprestasi dalam
mata pelajaran olahraga dan yang bersifat kompetitif.
- Interpersonal Intelligence ("people
smart")
( Kecerdasan Interpersonal ) merupakan kemampuan untuk memahami
dan berinteraksi dengan orang lain secara efektif. Hal ini terlihat pada guru,
pekerja sosial, artis, atau politisi yang sukses. Tetapi kecerdasan ini pun
juga dimiliki oleh anak didik kita, yakni (a)
mempunyai banyak teman, (b) suka bersosialisasi di sekolah atau di lingkungan
tempat tinggalnya, (c) banyak terlibat dalam kegiatan kelompok di luar jam
sekolah, (d) berperan sebagai penengah ketika terjadi konflik antartemannya,
(e) berempati besar terhadap perasaan atau
penderitaan orang lain, (f) sangat menikmati pekerjaan mengajari orang lain,
(g) berbakat menjadi pemimpin dan berperestasi dalam mata pelajaran ilmu
sosial.
- Intrapersonal Intelligence ("self
smart")
( Kecerdasan Intrapersonal ) merupakan kemampuan untuk membuat
persepsi yang akurat tentang diri sendiri dan menggunakan pengetahuan semacam
itu dalam merencanakan dan mengarahkan kehidupan seseorang. Misalnya terlihat
pada ahli ilmu agama, ahli psikologi, dan ahli filsafat. Anak yang memiliki
kecerdasan ini akan terlihat, antara lain (a)
memperlihatkan sikap independen dan kemauan kuat, (b) bekerja atau belajar
dengan baik seorang diri, (c) memiliki rasa percaya diri yang tinggi, (d)
banyak belajar dari kesalahan masa lalu, (e) berpikir fokus dan terarah pada
pencapaian tujuan, (f) banyak terlibat dalam hobi atau proyek yang dikerjakan
sendiri.
- Naturalist Intelligence ("nature
smart")
( Kecerdasan Naturalis ) anak-anak yang mepunyai kecerdasan ini
memiliki ciri antara lain: (a) suka dan akrab pada berbagai hewan peliharaan,
(b) sangat menikmati berjalan-jalan di alam terbuka, (c) suka berkebun atau
dekat dengan taman dan memelihara binatang, (d) menghabiskan waktu di dekat
akuarium atau sistem kehidupan alam, (e) suka membawa pulang serangga, daun
bunga atau benda alam lainnya, (f) berprestasi dalam mata pelajaran IPA,
Biologi, dan lingkungan hidup.