Diberdayakan oleh Blogger.
RSS
Container Icon

RPP IPA FOTOSINTESIS KLS VIII/II . PLPG UM 2012


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Sekolah            : MTs NURUL HUDA PULE-TRENGGALEK
Mapel              : IPA
Kelas / Smt      : VIII / II
Alokasi Waktu : 1 X 40 Menit

STANDAR KOMPETENSI
2. Memahami sistem dalam kehidupan tumbuhan
KOMPETENSI DASAR
2.2. Medeskripsikan sistem dalam kehidupan tumbuhan
A.      INDIKATOR
Ø  Mendiskripsikian bagian daun yang berperan dalam proses foto sintesis
Ø  Melakukan uji coba amilum pada daun

B.      TUJUAN PEMBELAJARAN
Ø  Siswa dapat menjelaskan bagian daun yang berperan dalam proses fotosintesis melalui informasi dari media Audio Visual ( Power Point )
Ø  Siswa dapat mendeteksi Amilum ( Zat Makan ) pada tumbuhan melalui praktikum uji amilum

C.      MATERI PEMBELAJARAN
Ø  Proses perolehan nutrisi dan transformasi energi pada tumbuhan hijau

D.     METODE PEMBELAJARAN
Ø  Metode                            : Diskusi, Informasi, Eksperimen
Ø  Model Pembelajaran       : Student Teams Achivement Division ( STAD )

E.      LANGKAH – LANGKAH PEMBELAJARAN
a.      Kegiatan Awal
Ø  Berdoa
Ø  Menertibkan dan memeriksa kerapian siswa
Ø  Bertanya kepada siswa “ apa yang kalian ketahui dengan daun? “
Ø  Menjelaskan media yang digunakan untuk melihat apa yang dihasilkan dari fotosintesis.

b.      Kegiatan Inti
1)   Eksplorasi
Ø  Siswa mendeskripsikan bagian daun yang berperan dalam proses fotosintesis
Ø  Siswa menjelaskan apa yang dihasilkan dari proses fotosintesis
2)   Elaborasi
Ø  Siswa melakukan percobaan / praktikum uji amilum pada daun dengan petunjuk guru.
Ø  Siswa membuat laporan hasil praktikum

3)   Konfirmasi
Ø  Guru memberikan jawaban tentang hal-hal yang belum diketahui siswa
Ø  Guru sebagai narasumber dan fasilitator dalam menjawab pertanyaan siswa

c.       Kegiatan Penutup
Ø  Bersama-sama dengan peserta didik membuat rangkuman dari hasil percobaan, baik secara lisan maupun tulisan.

F.       MEDIA PEMBELAJARAN
Ø  Alat dan bahan (terlampir)

G.     SUMBER PEMBELAJARAN
Ø  (terlampir)

H.     PENILAIAN
Ø  (terlampir)

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

INOVASI PEMBELARAN SAINS (IPA)


BAB I
PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan pilar utama untuk meniti masa depan. Pendidikan sebagai upaya untuk membangun sumberdaya manusia memerlukan wawasan yang sangat luas, karena pendidikan menyangkut aspek kehidupan manusia, baik dalam pemikiran maupun dalam pengalamannya. Pengkajian pendidikan tidak cukup hanya dengan hasil suatu penelitian secara ilmiah, namun dibutuhkan pengkajian yang lainnya. Tidak dapat dipungkiri bahwa pengkajian ilmiah merupakan suatu keharusan karena akan mengungkapkan fakta-fakta yang berkaitan dengan pengalaman manusia yang berkaitan dengan pendidikan.
Pendidikan adalah hidup. Pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup.  Pendidikan adalah segala situasi hidup yang mempengaruhi pertumbuhan individu. [1] pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan pemerintah, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan di luar sekolah sepanjang hayat., untuk mempersiapkan peserta didik agar dapat memainkan peranan dalam berbagai lingkungan hidup secara tepat di masa yang akan datang. Pendidikan adalah pengalaman-pengalaman belajar terprogram dalam bentuk pendidikan formal, non formal, dan informal di sekolah yang berlangsung seumur hidup yang bertujuan optimalisasi.
Pelaksanaan pendidikan di indonesia pada dasarnya telah dikembangkan sedemikian rupa dengan menganut dan mengembangkan azaz demokrasi dalam pendidikan. Pelaksanaannya telah diatur dalam perundang-undangan yang berlaku di indonesia yakni, pasal 31 UUD 1945; (ayat 1 dan 2 ) , UU Sisdiknas nomor 20 tahun 2003 tentang  wajib belajar ; (ayat 1 dan 3 ) ,UU Sisdiknas nomor 20 tahun 2003 tentang  pendidik dan tenaga kependidikan pasal 39 ayat 2 serta pasal 40 ayat 2/c. [2]
Komponen-komponen utama proses pendidikan adalah belajar, berfikir, mengingat, dan pengetahuan. Empat istilah ini tidak dapat dipisahkan dari proses pendidikan. Membahas masalah pendidikan, tidak lepas dari satu hal yaitu belajar. Belajar merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi dan berperan penting dalam pembentukan pribadi dan perilaku individu.
Belajar  adalah suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu perubahan perilaku baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungan. Belajar adalah perubahan dalam kepribadian yang dimanifestasikan sebagai pola-pola respons yang baru berbentuk ketrampilan sikap, kebiasaan, pengetahuan, dan kecakapan.
Salah satu dari komponen pendidikan adalah mengajar. Disini makna dari mengajar  mencakup definisi yang luas, maka saya membuat kesimpulan bahwa mengajar adalah memasuki dunia siswa untuk mengubah persepsi  dan perilaku mereka.  Mengutip dari pernyataan Sarah Singer dalam bukunya Bobbi DePorter “ keyakinan guru akan potensi manusia dan kemampuan semua anak untuk belajar dan berprestasi merupakan suatu hal yang penting diperhatikan. Aspek-aspek teladan mental guru berdampak besar terhadap iklim belajar dan pemikiran pelajar yang diciptakan guru. Guru harus memahami bahwa perasaan dan sikap siswa akan terlibat dan berpengaruh pada proses belajarnya”  menurut Sarah Singer siswa menangkap pandangan anda lebih cepat dan akurat daripada mereka menangkap apa yang anda ajarkan.
Jalinan rasa simpati dan saling pengertian dapat menarik keterlibatan siswa dalam proses belajar mengajar. Jalinan ini akan membangun jembatan menuju kehidupan siswa yang bergairah, membuka pintu kesuksesan mereka, dan mengetahui minat-minat mereka. Jalinan rasa simpati kita kepada mereka memudahkan kita menagtur mereka dan meningkatkan kegembiraan.
Salah satu komponen pendidikan yang keberadaannya sangat krusial yaitu strategi pembelajaran. Ada beberapa strategi yang pernah diterapkan dalam pembelajaran sains yakni Direct Instruction, Discusión, Group Work ,Co-operative Learning , Problem Solving , Student Research, Performance Activities dan masih banyak lainnya.
Disini penulis mencoba untuk berbagi pengalaman memberi inovasi pembelajaran kepada anak didik dengan menekankan Teori Multiple Intelegensi. Berikut teori yang dikemukakan oleh Dr. Howard Gardner :
“ Linguistic and verbal intelligence: good with words, Logical intelligence: good with math and logic, Spatial intelligence: good with pictures, Body/movement intelligence: good with activities, Musical intelligence: good with rhythm, Interpersonal intelligence: good with communication, Intrapersonal intelligence: good with analyzing things, Naturalist intelligence: good with understanding natural world “.
Karya Tulis   ini  akan  membahas mengenai Inovasi Pembelajaran Sains ( IPA ) Dengan Menggunakan Teori Multiple Intelegensi  yang akan dipaparkan pada pembahasan Bab II, semoga Karya Tulis ini dapat memberikan pemahaman yang lebih lanjut bagi kita tentang Multiple Intelligences dalam mengembangkan inovasi pembelajaran.



BAB II
PEMBAHASAN

A.      PENGERTIAN MULTIPLE INTELEGENSI
Berawal dari sebuah pernyataan Dr. Howard Gardner
I want my children to understand the world, but not just because the world is fascinating and the human mind is curious. I want them to understand it so that they will be positioned to make it a better place. Knowledge is not the same as morality, but we need to understand if we are to avoid past mistakes and move in productive directions. An important part of that understanding is knowing who we are and what we can do... Ultimately, we must synthesize our understandings for ourselves. The performance of understanding that try matters are the ones we carry out as human beings in an imperfect world which we can affect for good or for ill. (Howard Gardner 1999: 180-181)
Inti dari pernyataan tersebut adalah bahwa beliau menginginkan anak-anaknya bisa memahami  dunia sehingga dunia akan memberikan tempat terbaiknya.
Kecerdasan (intelegensi) adalah kemampuan untuk melakukan abstraksi, serta berpikir logis dan cepat sehingga dapat bergerak dan menyesuaikan diri terhadap situasi baru. Kemampuan kognitif, psikomotor, dan afektif yang dimiliki seseorang disebut dengan kecerdasan. Howard Garder mendefinisikan kecerdasan sebagai :
1.         Kemampuan memecahkan masalah yang muncul dalam kehidupan nyata.
  1. Kemampuan melahirkan masalah baru untuk dipecahkan.
  2. Kemampuan menyiapkan atau menawarkan suatu layanan yang bermakna dalam kehidupan kultur tertentu.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kecerdasan adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki seseorang. Kemampuan-kemampuan yang dimiliki seseorang tidak akan semuanya sama dengan kemampuan-kemampuan yang dimiliki orang lain, karena kemampuan banyak jenisnya (beranekaragam), dan keanekaragaman dari kemampuan-kemampuan itu disebut dengan kecerdasan majemuk (multiple intelegens).
Pada dasarnya setiap kurikulum menitik beratkan pada pencapaian suatu kompetensi tertentu peserta didik. Pendekatan Multiple Intelligence pun memandang bahwa seseorang/manusia memiliki beberapa potensi kecerdasan. Salah satu dari kecerdasan setiap peserta didik itulah yang harus dikembangkan, sehingga pada akhirnya menjadi suatu kompetensi yang sangat dominan dikuasainya.

B.       MACAM – MACAM MULTIPLE INTELEGENSI
Multiple Intelegensi adalah Kecerdasan majemuk, yang merupakan keanekaragaman kemampuan yang menyangkut beberapa bidang. Kecerdasan tersebut merupakan modalitas untuk melejitkan kemampuan setiap siswa dan menjadikan mereka sebagai sang juara, karena pada dasarnya setiap anak cerdas.
Teori Multiple Intelligence ini dikembangkan oleh Gardner, dengan mendeskripsikan delapan  kecerdasan manusia atau pada umumnya disebut sebagai kecerdasan majemuk yang dimiliki oleh semua anak didik, yang mana kedelapan kecerdasan itu bisa dikembangkan dalam inovasi pembelajaran sains.
  1. Linguistic Intelligence ("word smart")
( Kecerdasan Linguistik ) kemampuan untuk berpikir dalam bentuk kata-kata dan menggunakan bahasa untuk mengekspresikan dan menghargai makna yang kompleks. umumnya memiliki ciri antara lain (a) suka menulis kreatif, (b) suka mengarang kisah khayal atau menceritakan lelucon, (c) sangat hafal nama, tempat, tanggal atau hal-hal kecil, (d) membaca di waktu senggang, (e) mengeja kata dengan tepat dan mudah, (f) suka mengisi teka-teki silang, (f) menikmati dengan cara mendengarkan, (g) unggul dalam mata pelajaran bahasa (membaca, menulis dan berkomunikasi).
  1. Logical-Mathematical Intelligence ("number/reasoning smart")
(Kecerdasan Logika-Matematika) merupakan kemampuan dalam menghitung, mengukur, dan mempertimbangkan proposisi dan hipotesis, serta menyelesaikan operasi-operasi matematis. Pada umumnya anak-anak yang memiliki kecerdasan ini mempunyai kegemaran, yakni: (a) menghitung problem aritmatika dengan cepat di luar kepala, (b) suka mengajukan pertanyaan yang sifatnya analisis, misalnya mengapa hujan turun?, (c) ahli dalam permainan catur, halma dsb, (d) mampu menjelaskan masalah secara logis, (d) suka merancang eksperimen untuk membuktikan sesuatu, (e) menghabiskan waktu dengan permainan logika seperti teka-teki, berprestasi dalam Matematika dan IPA.
  1. Musical Intelligence ("music smart")
( Kecerdasan Musik ) jelas terlihat pada seseorang yang memiliki sensitivitas pada pola titinada, melodi, ritme, dan nada. Misalnya pada seorang komposer, konduktor, musisi, kritikus, dan pembuat alat musik juga pendengar yang sensitif. Ciri-ciri dari anak yang memiliki kecerdasan ini adalah (a) suka memainkan alat musik di rumah atau di sekolah, (b) mudah mengingat melodi suatu lagu, (c) lebih bisa belajar dengan iringan musik, (d) bernyanyi atau bersenandung untuk diri sendiri atau orang lain, (e) mudah mengikuti irama musik, (f) mempunyai suara bagus untuk bernyanyi, (g) berprestasi bagus dalam mata pelajaran musik.
  1. Spatial Intelligence ("picture smart")
( Kecerdasan Spasial ) membangkitkan kapasitas untuk berpikir dalam tiga cara dimensi seperti yang dapat dilakukan oleh pelaut, pilot, pemahat, pelukis, dan arsitek. Kecerdasan ini memungkinkan seseorang untuk merasakan bayangan eksternal dan internal, melukiskan kembali, merubah, atau memodifikasi bayangan, dan menghasilkan atau menguraikan informasi grafik. Anak didik yang mempunyai kemampuan ini cenderung akan (a) memberikan gambaran visual yang jelas ketika menjelaskan sesuatu, (b) mudah membaca peta atau diagram, (c) menggambar sosok orang atau benda persis aslinya, (d) senang melihat film, slide, foto, atau karya seni lainnya, (e)
sangat menikmati kegiatan visual, seperti teka-teki atau sejenisnya, (f) suka melamun dan berfantasi, (g) mencoret-coret di atas kertas atau buku tugas sekolah, (h) lebih memahamai informasi lewat gambar daripada kata-kata atau uraian, (i) menonjol dalam mata pelajaran seni.
  1. Bodily-Kinesthetic Intelligence ("body smart")
( Kecerdasan Kinestik-Tubuh ) memungkinkan seseorang untuk menggerakan objek dan keterampilan-keterampilan fisik yang halus. Misalnya kelihatan pada diri atlet, penari, ahli bedah, dan seniman yang mempunyai keterampilan teknik. Anak-anak kita yang mempunyai kecerdasan ini (a) banyak bergerak ketika duduk atau mendengarkan sesuatu, (b) aktif dalam kegiatan fisik seperti berenang, bersepeda, hiking atau skateboard, (c) perlu menyentuh sesuatu yang sedang dipelajarinya, (d) menikmati kegiatan melompat, lari, gulat atau kegiatan fisik lainnya, (e) memperlihatkan keterampilan dalam bidang kerajinan tangan seperti mengukir, menjahit, memahat, (f) pandai menirukan gerakan, kebiasaan atau prilaku orang lain, (g) bereaksi secara fisik terhadap jawaban masalah yang dihadapinya, (h) suka membongkar berbagai benda kemudian menyusunnya lagi, (i) berprestasi dalam mata pelajaran olahraga dan yang bersifat kompetitif.
  1. Interpersonal Intelligence ("people smart")
( Kecerdasan Interpersonal ) merupakan kemampuan untuk memahami dan berinteraksi dengan orang lain secara efektif. Hal ini terlihat pada guru, pekerja sosial, artis, atau politisi yang sukses. Tetapi kecerdasan ini pun juga dimiliki oleh anak didik kita, yakni (a) mempunyai banyak teman, (b) suka bersosialisasi di sekolah atau di lingkungan tempat tinggalnya, (c) banyak terlibat dalam kegiatan kelompok di luar jam sekolah, (d) berperan sebagai penengah ketika terjadi konflik antartemannya,
(e) berempati besar terhadap perasaan atau penderitaan orang lain, (f) sangat menikmati pekerjaan mengajari orang lain, (g) berbakat menjadi pemimpin dan berperestasi dalam mata pelajaran ilmu sosial.


  1. Intrapersonal Intelligence ("self smart")
( Kecerdasan Intrapersonal ) merupakan kemampuan untuk membuat persepsi yang akurat tentang diri sendiri dan menggunakan pengetahuan semacam itu dalam merencanakan dan mengarahkan kehidupan seseorang. Misalnya terlihat pada ahli ilmu agama, ahli psikologi, dan ahli filsafat. Anak yang memiliki kecerdasan ini akan terlihat, antara lain (a) memperlihatkan sikap independen dan kemauan kuat, (b) bekerja atau belajar dengan baik seorang diri, (c) memiliki rasa percaya diri yang tinggi, (d) banyak belajar dari kesalahan masa lalu, (e) berpikir fokus dan terarah pada pencapaian tujuan, (f) banyak terlibat dalam hobi atau proyek yang dikerjakan sendiri.
  1. Naturalist Intelligence ("nature smart")
( Kecerdasan Naturalis ) anak-anak yang mepunyai kecerdasan ini memiliki ciri antara lain: (a) suka dan akrab pada berbagai hewan peliharaan, (b) sangat menikmati berjalan-jalan di alam terbuka, (c) suka berkebun atau dekat dengan taman dan memelihara binatang, (d) menghabiskan waktu di dekat akuarium atau sistem kehidupan alam, (e) suka membawa pulang serangga, daun bunga atau benda alam lainnya, (f) berprestasi dalam mata pelajaran IPA, Biologi, dan lingkungan hidup.



[1] Maunah Binti, Landasan Pendidikan, ( Yogyakarta: Teras, 2009), 1.
[2] UU Sisdiknas, ( Bandung: Fokusmedia,2009), 18 dan 21.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Pages